Senin, 26 November 2007

Presentation on Social Development and Social Welfare in Indonesia: Challenges and Directions



Presentation on Social Development
and Social Welfare in Indonesia:
Challenges and Directions

November 27, 2007

12:00 - 1:00 p.m.

Brown Lounge

Presenters:

~ Dr. Bambang Laskmono, Dean of the School of Social and
Political Sciences at University of Indonesia

~ Mr. Abbas Sirojudin, doctoral student at UC-Berkeley, former
lecturer at the National Islamic University in Indonesia

v

Organizers:

~ McDonnell International Scholars Academy

~ George Warren Brown School of Social Work

~ Center for Social Development

The Rich Get Richer, the Poor Get Prison

Judul artikel ini adalah judul sebuah buku yang dikarang oleh Jeffry Reiman (1996). Terdengar lucu bukan ? Saya bahkan berfikir kalimat ini bisa kita letakkan pada sebuah baju kaos (T-Shirt) dan kalau dijual bisa laku juga. Apa sebenarnya maksud penulis buku ini ? Dalam buku yang terbit pada tahun , diuraikan berbagai ragam fakta dalam masyarakat Amerika Serikat yang intinya menunjukkan bahwa sistem kapitalisme selalu membawa korban yang tidak sedikit. Korban yang dimaksud adalah residu dari proses pasar yang efisien dan rasional. Korban adalah unsur eksternalitas pasar. Tidak semua akan berhasil, percuma bermimpi karena pada intinya, pasar dibangun oleh suatu kepentingan modal yang akan menindas para pekerja. Demikian kira-kira pandangan Marx. Kita, para pengamat atau ilmuwan sosial, pasti kenal kritik kaum kiri terhadap paham kapitalisme ini. Korban masyarakat ini muncul dari kegagalan pasar, yakni pasar yang bertumpu pada prinsip darwinisme sosial. Artinya siapa yang lemah maka dia akan tersingkir dan yang kuat akan semaikn kuat dan berjaya ! Menurut teori Adam Smith, kesejahteraan tetap akan dihasilkan dengan bimbingan (dan direstui) ’tangan tak tampak (invisible hands)’. Ketimpangan, kemiskinan, keterlantaran yang terjadi dalam masyarakat akan segera dikoreksi atau tepatnya terkoreksi dengan sendirinya oleh tangan-tangan yang akan menyelamatkan kaum papa di negeri ini.

Invisible hands dalam bentuk nyata adalah sistem kesejahteraan sosial. Sistem ini menangani eksternalitas, para korban ekonomi dengan cara memberikan pelayanan sosial, konseling dan tempat perlindungan. Ya intinya untuk melindungi kapitalisme juga. Karena bila si miskin dapat ditangani makamesin ekonomi kapital akan tenang melaju. Idenya simpel sebenarnya. Persoalanya, jaring pengaman sosial ini terkadang bermasalah. Ia terbelit masalah dana yang makin berkurang, birokrasi yang kaku dan cenderung menyalahkan orang miskin dengan stigma pemalas, penipu dan tidak layak diberi bantuan. Orang miskin adalah tukang mabok dan penjudi. Terkadang memang ada benarnya sih. Masalahnya juga kompleks. Ada pengedar narkoba, anak terlantar, kekerasan dalam rumah tangga dan pembunuhan. Semua terjadi akibat akumulasi tekanan yang mengakibatkan orang melanggar hukum. Akhirnya ? Akhirnya masuk penjara alias bui alias prison. Entah berapa lama, sesuai dengan tingkat kejahatannya tentunya.Banyak yang jadi langganan penjara, sebagai rumah kedua dan rumah masa depan sekaligus !

Sampai alinea ini saya kira pembaca sudah dapat membaca inti pemikiran penulis di atas. The Rich get Rich and the Poor get Prison. Maksudnya jelas, ketimpangan akan semakin terjadi di negeri Paman Sam ini. Donald Trump akan semakin kaya tanpa batas dan Jeff yang fotonya saya ambil di pusat perbelanjaan jalan di Chicago akan terus jobless dan homeless. Kontras si miskin Donald Trump dan Jeff saya sajikan dalam dua buat foto, yang satu mendeskripsikan Jeff sedang minta-minta dan gedung baru Trump Tower di Chicago (masih dibangun dan terus mencakar langit). Gedung milik Trump yang sangat megah juga kita jumpai di New York. Kita tidak akan membahas permasalahan ini secara mendalam, apalagi mengupas teori ketimpangan sosial. Kita hanya membahas pengamatan sepintas. Menarik untuk sekedar melihat dikedua belah sisi, satu yang sanagat kaya dan yang satu sangat miskin.

Trump Tower dengan fasade kaca yang cemerlang di down town Chicago, sedang dalam proses pembangunan.









Wajah Jeff si pengemis yang “meragukan “!










Saya tidak mau tenggelam lebih jauh dalam bahasan si kaya dan si miskin. Kesimpulanya, di Indonesia banyak orang miskin dan di Amrik ternyata juga banyak. Kita stress , orang amrik juga stress. Dunia memang tidak sempurna. Tetapi mungkin ada renungan sedikit dalam sisa waktu dan tempat dalam artikel ini. Ini soal kejujuran. Saya tidak tahu bagaimana Donald Trump memperoleh kekayaannya. Apakah dia memperoleh kekayaannya dengan cara yang legal ? Pertanyaan ini agak bodoh ya.
Ya jelas legal dan jujur dalam ukuran sistem hukum ekonomi yang berlaku di Amerika Serikat. Bisnis judi yang dimiliki Trump legal dan jujur. Saya hanya teringat bahwa yang berjudi di amerika ini bukan hanya orang kaya. Orang miskin justru banyak yang berjudi. Saya dapat cerita menarik, bahwa banyak pekerja imigran illegal Cina di amerika senang pergi ke casino.Mereka datang dari pelosok kota-kota kecil dan pergi ke Chicago di hari libur. Para pekerja ilegal Cina ini kerja 10 jam sehari tujuh hari semiggu dan makan supermi telor setiap hari dan hanya belanja baju bekas di toko-toko sumbangan. Hemat dan gemar menabung. Cuma, anehnya mereka gemar berjudi. Tabungan mereka ternyata dihabiskan di meja judi. Menang judi tidak seberapa tapi kalah pasti. ”The only one who gets rich from gambling is the owner”, kata kenalanku ini. Tapi banyak orang Cina ini tidak kapok, kehilangan 500 dollar setiap kali mengunjungi kasino. Puaaaassss , demikian mungkin pikirnya. Atau penasaran , saya tidak tahu. Kesimpulannya, yang kaya adalah Donald Trump. Sedangkan para pekerja imigran ilegal yang bertaruh nyawa dan meninggalkan anak, istri, suami dan orang tua di Cina itu semakin miskin.

Renungan kedua adalah teman kita si Jeff, pengemis jalanan yang ada di foto di atas. Apakah dia juga jujur ? Apakah dia mengemis sebagai sandiwara ? Apakah dia bukan penjudi dan pemabuk ? Siapa yang tahu. Apakah dia pantas dikasihani ? Jangan-jangan dia adalah seorang mahasiswa psikologi yang sedang membuat penelitian tentang perilaku derma. Coba pembaca fotonya sekali lagi. Lihat benar-benar, lihat wajahnya. Ganteng bukan ? Maksudnya, tidak kelihatan kumel dan lusuh kan ? Dalam karton yang dipegangnya, di tulis ”Lost home, lost hope dst....” Tapi apakah di jujur ? Apakah dia sekedar malas dan bertaruh pada belas kasihan orang-orang bodoh yang iba padanya. Saya agak bodoh juga, memberinya $ 1 padanya (tapi minta diperbolehkan memfoto dan wawancara kecil). Apakah dia kehilangan rumah dan kerja karena kerap mabuk dan sering berjudi? Pantaaas kalau dia kehilangan harapan (lost hope) kalau memang itu kesalahan dia sendiri. Jadi peminta memang enak, dikasih duit tanpa kerja dan dibuat profil artikel lagi.

Banyak hal yang bisa direnungkan lagi. Masalah ketimpangan sosial, kemiskinan dan masuk penjara. Namun, rasa dan rasionalitas kemanusiaan kita senantiasa di cabar, ditantang. Namun perlu selalu diingat. Kejujuran dan manfaat sesama menjadi penting untuk selalu diperjuangkan. Ekonomi harus beretika, termasuk untuk mengemis !




Bloody Mary Mix

Apakah anda pernah mendengar minuman Bloody Mary ?Saya baru mencobanya. Di atas angkasa dalam penerbangan antara Dallas menuju St Louis saya mengikuti sajian layanan minuman yang diantar pramugari maskapai American Airline. Jangan salah membayangkan, pramugari di perusahaan penerbangan negara-negara barat, yang saya tahu, umumnya berusia lanjut. Rata-rata diatas 50 tahun. Beda dengan para pramugari maskapai di Indonesia. Selang 30 menit penerbangan, minuman ringan mulai disajikan. Kereta dorong Penumpang dibaris depan saya mendapat giliran ditanya mau minum apa ? Kereta minuman sudah bertengger disamping dan pramugari menunduk sambil menanyakan pilihan minum si ibu tua. “Tomato juice please” katanya.. Pramugari balik bertanya “plain tomato juice or bloody mary ?” Si nenek memilih bloody mary. Diambil lah sebuah kaleng minum berwarna merah, sepintas ada gambar tomatnya.

Kini giliran saya ditanya mau minum apa. Saya sudah berfikir dari tadi, apakah memilih juice orange atau yang lain. Tapi saya memang suka juice tomat, biasanya dalam karton kalau dijual di supermarket di jakarta. Tapi setelah berfikir kenapa tidak coba bloody mary. Selain pernah dengar disebut sebut di televisi, saya yakin itu bukan minuman alkohol. Daripada jus tomat yang sudah sering kenapa tidak pilih bloody mary. Namanya seram dan menggugah rasa ingin tahu. Jadi saya sampaikan bahwa saya ingin minuman tersebut. One coming right up dan here you are, artinya baik sebentar dan silahkan diminum, kata pramugari. Tutupan kaleng saya buka dan saya sisip sedikit sedikit. Mmm, ehhh lho , ini lho yang namanya bloody mary itu.

Mau tau rasanya ? Seperti minum sup, sup tomat berslederi, dingin lagi !

Catatan Menjadi Ketua RT

“Lagian siapa yang mau jadi Ketua RT?”, begitulah kira-kira pikiran dan respon kalau seorang dicalonkan menduduki jabatan yang paling ditakuti di dunia ini. Pernyataan ini bukan dibesar-besarkan, tapi kenyataan. Di jaman begini sibuk dan banyak persoalan, menjadi ketua rukun tetangga jelas adalah beban tambahan yang dapat membuat dunia ini runtuh di atas pundak kita. Ada orang yang menghindar dari rapat, menghindar dari aktifitas lingkungan dan banyak alasan super sibuk yang intinya bertujuan agar kita tidak terlihat agak menonjol (sedikit saja) yang akan membuat orang melirik dan mencalonkan diri kita dalam pemilihan RT putaran kelak. Perasaan was was pasti ada, jangan-jangan dicalonkan nih, gumam dalam hati. Tapi bukankah ini suatu kepercayaan dan cukup bergengsi lho? Iya, bergengsi, tapi kan tingkatan lokal, RT gitu loh. Paling bangga juga waktu memberi sambutan dan memberi hadiah ( buku dan kotak pensil atau handuk kecil) bagi pemenang lomba pada perayaan 17’an ( HUT Kemerdekaan RI). Berbatik dan berdandan klimis, agak terbungkuk-bungkuk maju ke depan panggung yang dihias renda demikian semarak, dimulai dengan mengetes maik (mike atau apa namannya dalam bahasa Indonesia ya), “e ehm, tes tes…selamat malam saudara sebangsa dan setanah air (dan senasib !). Adapun acara malam ini, meskipun tetapi merupakan demikian, walaupun pula adalah tetapi , untuk itu marilah ….dst”. Pokoknya pidatonya belepotan tidak ketulungan. Yang penting diujung kita dapat tepukan dari hadirin, para ibu-ibu, dari para remaja dan bapak-bapak, yang mana semuanya tidak paham dan juga tidak peduli apa isi pidato tersebut. Malam intu kita puas, karena anak-anak kecil, remaja dan semua warga hadir dan rebutan tumpeng tujuh belasan. Cukup untuk melupakan peluh dan repotnya membangun acara dan menghias panggung dari kemarinnya.

Kalau sudah terpilih RT mau apa lagi.Terima dan berkeja semampu mungkin. Ibadah sosial pasti, mudaha-mudahan jadi amal ahirah juga.. Amin. Sebnarnya, apa sih kegiatan (dan pentingnya) ketua RT ? Aah masak ga tau sih? Ya itu, mimpin kerja bakti, memberi contoh bagaimana memungut sampah dan memotong belukar disisi got yang mampat dengan lumpur dan sampah itu. Walaupun sebentar tapi yang penting bisa sedikit memberi teladan dan kesan bahwa kita cukup bertanggung jawab. Tidak lama kok, ya mulainya jam 07.30 mulai halo-halonya lalu mulai jam 08.15 hari minggu dan selesainya menjelang jam 10.45. Sekitar jam kan sudah mulai panas dan biasanya orang sudah pada cape dan tangan melepuh karena tidak biasa pegang arit untuk motong rumput. Kok lama ya, katanya cuma kasih contoh bawa pacul ? Lha iya lah, namanya ketua rt , harus basa basi dan bubarnya harus paling akhir. Dia yang memulai dan dia yang mengakiri, begitu kira kira kiasannya.

Yang paling sedih sebetulnya kalau ada warga yang meninggal dunia. Biasanya tidak mendadak kejadiannya. Karena umumnya melalui perjalanan sakit dan biasanya kita sempat jenguk pada saat kritisnya. Ada yang sakit dan ada karena alasan yang tidak perlu saya sebutkan di cerita ini. Namun, terkadang dalam hati kita berfikir, kenapa banyak yang meninggal pada saat masa kepenurusannya ini ya? Apakah ini sebuah prestasi seorang RT ? Saya ingat juga waktu jadi RT di kampung sebelumya. Jaman saya jadi RT di kampung itu, terdapat rekor pencurian mobil yang tertinggi selama berdirinya pemukiman tersebut. Selain rekor banjir, saat itu jadi pemenang rekor warga kecurian mobil. Ada dua buah mobil. Kebayang tidak, dua mobil ? Ya sudah, tugas RT adalah menenangkan korban. Pernah suatu kejadian, ada perkelahian dalam keluarga. Korban luka sudah dibawa kerumah sakit dan saya datang rumah sudah kosong. Cepat cepat kita datang segera. Bergegas, layaknnya pasukan penyelamat yang siap mendamaikan konflik di Bosnia. Begitu masuk ke rumah, bukan kepalang kagetnya kita. Di ruang makan bercecer cairan coklat kemerahan membasahi lantai disamping meja makan. Ini seperti darah, darah segar yang nampak sudah mengental, warnannya merah kental kecoklatan. Pasti ibu nya luka parah dan digotong tidak sadarkan diri karena lukanya yang menganga itu, pikir saya. Mungkin ada cairan tubuh lain sehingga warna gelap. Namun, tidak lama kemudian semua terungkap.Setelah diselidiki cairan di lantai itu ternyata bukan darah. Ciaran yang di lanntai itu adalah kecap yang tumpah dari pecahan botol kecap bangau yang ada disebelahnya. Botolnya memang pecah, tetapi cairan itu adalah kecap yang sedikit terkena air hingga berceceran di lantai. Sorenya si Ibu sudah kembali,Cuma luka di tangan akrena melempar botol kecap. Lega juga, takutnya kalau sampai ada korban bisa-bisa rumah itu nantinya jadi rumah ……hhii hii hi ……! Rumah itu lama kosong karena konlfik keluarga berlanjut. Saya tidak tanya sana sini, tapi sekarang rumah itu sudah beralih menjadi tempas les bahasa Inggris, yang lumayan juga lakunya. Pasti muridnya tidak tahu kejadian 10 tahun yang lalu ini…. Hhhhiii hhii hhiiii …..!